
dilihat
Teleskop NASA SPHEREx dan PUNCH, telah resmi meluncur ke orbit pada hari Selasa (11/3) waktu setempat. Wahana ini ternyata mempunyai misi yang mana akan memetakan 450 juta galaksi yang ada di alam semesta. Dengan adanya teknologi yang canggih, Teleskop SPHEREx ini diyakini mampu dapat membantu para ilmuwan mengungkap apa yang ada dan apa yang terjadi pada sepersekian detik pertama setelah Big Bang.
Teleskop NASA SPHEREx, Ini Penjelasannya
SPHEREx yang merupakan singkatan dari Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization and Ices Explorer, dirancang khusus untuk memetakan seluruh langit, mempelajari ratusan juta galaksi, serta menyusun sejarah pembentukan dan evolusi alam semesta.
Teleskop NASA ini akhirnya berhasil diluncurkan setelah mengalami beberapa kali penundaan sejak akhir Februari. Penundaan tersebut dilakukan agar para insinyur memiliki lebih banyak waktu untuk menilai roket serta komponennya, sekaligus mempertimbangkan kondisi cuaca di lokasi peluncuran.
Peluncuran ini sempat mengalami beberapa kali penundaan akibat berbagai kendala, termasuk kebakaran hutan di California yang berdampak pada anggota tim misi.
"Rasanya luar biasa bisa melihat SPHEREx berada di luar angkasa," ujar Farah Alibay, insinyur sistem penerbangan utama untuk SPHEREx dari Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, seperti dikutip dari Space.com pada Rabu, 12 Maret 2025.
Berbentuk seperti kerucut, wahana antariksa ini diluncurkan pada Selasa malam sekitar pukul 20.10 waktu setempat dengan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base, California. Selain SPHEREx, dalam peluncuran ini juga dibawa empat satelit seukuran koper yang akan digunakan NASA dalam misi terpisah untuk mempelajari Matahari. Keberhasilan peluncuran ini menjadi pencapaian penting dalam penelitian astrofisika.
Guna Mengamati Seluruh Langit
Teleskop NASA SPHEREx yang memiliki nilai $488 juta ini akan mengamati seluruh langit sebanyak empat kali selama dua tahun misinya berjalan. Instrumen canggihnya mampu mendeteksi kosmos dalam 102 panjang gelombang atau warna yang berbeda, jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan misi sebelumnya, menurut NASA.
Cahaya dalam rentang inframerah, yang memiliki panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Namun, di luar angkasa, cahaya inframerah yang dipancarkan oleh bintang, galaksi, dan objek langit lainnya menyimpan informasi penting tentang komposisi, kepadatan, suhu, serta susunan kimianya.
Teknik yang terkenal sebagai spektroskopi ini dapat memungkinkan para ilmuwan untuk menganalisis cahaya inframerah. Selain itu dapat membaginya menjadi warna-warna yang berbeda. Ini seperti prisma yang dapat memisahkan cahaya matahari menjadi pelangi yang berwarna-warni. Data yang dikumpulkan oleh observatorium teleskop NASA SPHEREx pada akhirnya akan memberi wawasan kepada para peneliti mengenai kimia dan karakteristik lain dari ratusan juta galaksi yang di alam semesta.
NASA menyatakan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh SPHEREx dapat membantu ilmuwan dalam memahami proses pembentukan galaksi. Selain itu, teleskop ini juga berperan dalam melacak asal-usul air di Bima Sakti serta mengungkap peristiwa yang terjadi setelah Big Bang, yang menciptakan alam semesta sekitar 13,8 miliar tahun lalu.
Aspek Teknis & Operasional
Kedua misi ini akan beroperasi di orbit rendah Bumi yang sinkron dengan Matahari, memungkinkan pengamatan terus-menerus. Teleskop NASA SPHEREx dirancang dengan baik untuk melindungi instrumennya dari cahaya dan panas Matahari, sementara PUNCH dirancang untuk mendapatkan pandangan yang jelas ke segala arah di sekitar Matahari.
Setelah peluncuran, satelit PUNCH berhasil terpisah, dan komunikasi telah terjalin dengan keempat wahana antariksa tersebut. Saat ini, PUNCH berada dalam periode komisioning selama 90 hari, di mana instrumennya dikalibrasi sebelum memulai analisis data angin surya.
Misi ini diperkirakan akan menghasilkan data penting untuk memperdalam pemahaman manusia tentang alam semesta dan Matahari. Data yang dikumpulkan oleh SPHEREx akan memberikan wawasan tentang sejarah alam semesta serta kemungkinan adanya kehidupan di galaksi kita. Sementara itu, PUNCH akan membantu dalam memahami dan memprediksi cuaca luar angkasa, yang dapat berdampak pada Bumi.
Peluncuran ini mencerminkan komitmen NASA dalam eksplorasi luar angkasa dan penelitian ilmiah. Dengan teknologi canggih dan tujuan ambisius, banyak yang meyakini bahwa teleskop NASA SPHEREx dan PUNCH akan membuka babak baru dalam pemahaman tentang kosmos.
Comments
0 comment