Tren Harga Kripto Selama Ramadhan 2025
Tren Harga Kripto Selama Ramadhan 2025
Tren harga kripto di bulan Ramadhan 2025 hadapi dinamika berbeda sebab Bitcoin sempat mengalami lonjakan sampai 8% dalam satu hari.

Selama lima tahun terakhir, pergerakan harga Bitcoin di bulan Ramadhan menunjukkan tren penurunan yang cukup konsisten. Sejak tahun 2021, harga Bitcoin tercatat turun sebesar -21,71%, kemudian kembali melemah -16,00% pada 2022. Pada 2023, penurunannya lebih kecil, yakni -3,73%, diikuti koreksi sebesar -4,14% pada 2024. Tren harga kripto ini memberikan gambaran menarik tentang pola pergerakan harga Bitcoin selama bulan Ramadhan.

Tren Harga Kripto Bukan Fenomena Musiman

Menurut Oscar Darmawan, CEO Indodax, tren penurunan harga Bitcoin di bulan Ramadhan bukan sekadar fenomena musiman, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama adalah perubahan psikologi pasar yang terjadi selama bulan Ramadhan, yang dapat memengaruhi pola transaksi dan pergerakan harga aset kripto.

"Setiap tahun, kami telah mengamati pola bahwa minat investor ritel terhadap kripto sedikit berkurang selama bulan Ramadhan. Ini dapat menyebabkan tekanan jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya," kata Oscar, pada Rabu (12/3/2025) kemarin.

Oscar Darmawan juga menambahkan bahwa tren historis sering kali memperkuat ekspektasi penurunan harga di kalangan investor. Hal tersebut kemudian mendorong aksi profit-taking sebelum bulan Ramadhan tiba.

Namun, memasuki Ramadhan 2025, pasar kripto menghadapi dinamika yang berbeda. Bitcoin sempat mengalami lonjakan hingga 8% dalam satu hari, sebelum kembali ke level USD 90.000, setelah sebelumnya turun di bawah USD 80.000.

Pemulihan tajam ini didorong oleh sentimen positif terkait rencana Presiden AS, Donald Trump, yang dikabarkan ingin mengusulkan pencadangan kripto nasional.

"Tahun ini ada elemen geopolitik yang sangat kuat dalam pergerakan pasar kripto. Apabila benar ada langkah serius dari pemerintah Amerika Serikat untuk menjadikan aset digital sebagai bagian dari moneter, (maka) dampaknya akan sangat besar bagi industri kripto secara global," kata Oscar.

Kebijakan Ekonomi Global

Selain itu, kebijakan ekonomi global juga menjadi faktor utama yang memengaruhi volatilitas tren harga kripto. Oscar Darmawan menyoroti kebijakan baru Amerika Serikat yang berencana menaikkan tarif impor sebesar 25% terhadap barang dari Kanada dan Meksiko. Kebijakan ini memicu ketidakpastian di pasar finansial, yang turut berdampak pada pergerakan harga aset kripto seperti Bitcoin.

"Kebijakan ekonomi suatu negara, khususnya Amerika Serikat, dapat berdampak pad arus modal global, termasuk yang mengalir ke aset kripto. Investor juga perlu memahami bahwa kripto semakin erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi makro," imbuhnya.

Meskipun sentimen bullish terlihat kuat di awal Ramadhan 2025, Oscar Darmawan mengingatkan bahwa volatilitas tetap menjadi tantangan utama. Dengan dijadwalkannya White House Crypto Summit pada 7 Maret 2025, pasar masih menanti kejelasan mengenai arah regulasi yang dapat memengaruhi pergerakan harga kripto ke depan.

"Jika hasil dari pertemuan tersebut tidak sesuai ekspektasi pasar, kita bisa lihat koreksi harga yang cukup dalam. Volatilitas kripto dapat menjadi pedang bermata dua, di satu sisi memberikan peluang, tetapi di sisi lain bisa menimbulkan risiko besar jika tidak dikelola dengan baik," ujarnya.

Diversifikasi

Selain itu, Oscar Darmawan menekankan bahwa dalam kondisi pasar yang volatil seperti ini, strategi investasi yang relevan adalah tetap berpegang pada prinsip manajemen risiko yang baik. Ia juga menyoroti pentingnya diversifikasi portofolio, agar investor tidak terlalu bergantung pada pergerakan harga Bitcoin semata dan dapat mengurangi risiko secara keseluruhan.

"Diversifikasi tidak hanya soal membeli banyak aset, tapi juga soal memahami bagaimana setiap aset merespon kondisi pasar yang berbeda. Investor yang bijak akan selalu memiliki rencana mitigasi risiko," jelas Oscar.

Lebih lanjut, Oscar Darmawan menilai bahwa lonjakan harga Bitcoin dipicu oleh meningkatnya partisipasi investor institusional. Mereka mulai mempertimbangkan kripto sebagai aset safe haven, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin semakin dipandang sebagai alternatif lindung nilai oleh para pelaku pasar besar di tengah labilnya tren harga kripto.

Amaliya Putri
Official Verified Account

REAKSI ANDA?

Comments

https://www.trendz.id/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!