
dilihat
Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) disertai dengan kabar penurunan harga saham. Saham milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung di dalamnya juga mengalami pelemahan. Menanggapi kabar saham BUMN melemah tersebut, Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, turut memberikan pernyataan.
Penjelasan Rosan Roeslani Terkait Isu Saham BUMN Melemah
Rosan Roeslani akhirnya memberikan keterangan terkait penurunan harga saham tersebut. Menurutnya, pelemahan harga saham dalam beberapa waktu terakhir dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Ia juga menilai bahwa koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga turun dari level 7.000 bukanlah fenomena baru. Kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa waktu akibat berbagai faktor yang saling memengaruhi.
"Ada banyak faktor, seperti faktor teknikal, fundamental, pasar, dan lainnya," ujar Rosan dalam wawancara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta.
Optimis Kondisi Pasar Saham Kembali Membaik
Meski demikian, Kepala BKPM tetap optimistis terhadap kondisi pasar saham. Ia yakin bahwa situasi ini akan segera membaik. Penurunan yang terjadi justru membuat valuasi sejumlah saham big cap penggerak indeks menjadi lebih menarik.
"Ke depan, saham kita akan naik. Kenapa? Karena valuasi saham-saham ini kini sudah sangat terjangkau dan sangat baik," ujarnya.
IHSG Turun Dalam Sepekan
Sementara itu, dalam sepekan terakhir, IHSG mengalami penurunan sekitar 2,8%. Koreksi ini menambah tekanan pada indeks, yang telah melemah sebesar 6,7% sepanjang tahun berjalan.
Rosan Roeslani menyoroti faktor eksternal sebagai salah satu penyebabnya, terutama langkah Morgan Stanley yang berencana memangkas peringkat atau rating MSCI Indonesia. Penurunan peringkat ini dipicu oleh ketidakpastian dalam iklim ekonomi domestik.
Dalam dokumen Morgan Stanley tertanggal 9 Februari 2025, peringkat saham MSCI Indonesia telah diturunkan dari equal weight menjadi underweight.
Menanggapi hal ini, Rosan Roeslani menekankan bahwa pergerakan saham, baik naik maupun turun, adalah hal yang wajar dalam dinamika pasar modal.
Saham BUMN Alami Penekanan, IHSG Kena Imbas
Pelemahan IHSG ini penyebabnya karena koreksi harga saham sejumlah emiten BUMN. Adapun perusahaan tersebut yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun ke angka 1,1% ke Rp 4.970.
Sementara itu, saham milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pun mengalami penurunan 0,77% ke Rp 3.870, serta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk turun 1,54% ke Rp 2.560.
Investasi Tidak untuk Jangka Pendek
Sementara itu, Roslan Roeslani mengingatkan bahwa investasi bertujuan bukan untuk jangka pendek, namun harus masyarakat lihat dalam perspektif jangka menengah sampai dengan jangka panjang.
Awal Peluncuran
Peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) oleh Presiden Prabowo Subianto bisa jadi menandai langkah strategis pemerintah dalam mengelola aset negara. Dengan proyeksi dana awal mencapai USD 20 miliar, Danantara diharapkan menjadi salah satu badan pengelola investasi terbesar di dunia. Semoga saja.
Namun, alih-alih memicu euforia di pasar modal, peluncuran ini justru diiringi oleh koreksi pada IHSG dan penurunan saham BUMN.
Pada hari pertama peluncuran, IHSG sempat menguat 13,582 poin atau 0,20% ke level 6.816,584. Namun, hingga penutupan, IHSG justru melemah 53,40 poin atau 0,70% ke level 6.749,60.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan kekhawatiran investor terhadap kebijakan dividen serta perubahan struktur kepemilikan.
Selain itu, kredibilitas dan independensi manajemen Danantara juga menjadi sorotan. Para analis menekankan pentingnya pemilihan pemimpin yang profesional dan bebas dari afiliasi politik. Tujuannya tentu untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi.
Jika posisi strategis ini diisi oleh individu yang memiliki hubungan politik atau afiliasi birokrasi tanpa keahlian yang memadai, maka risiko moral hazard tidak dapat dihindari. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi stabilitas IHSG serta nilai tukar rupiah. Kekhawatiran inilah yang pada akhirnya turut berkontribusi terhadap saham BUMN melemah.
Comments
0 comment