
dilihat
Fakta banjir Bekasi yang melanda sejak Senin (3/3/2025) malam telah menimbulkan dampak luar biasa. Warga kota dan kabupaten Bekasi harus menghadapi kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
Sementara itu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU), Diana Kusumastuti, menegaskan bahwa banjir ini bukan disebabkan oleh tanggul jebol. Melainkan curah hujan yang ekstrem dan intensitasnya yang sangat tinggi. Bahkan, sungai yang meluap menjadi salah satu pemicu utama terjadinya bencana ini.
Fakta Banjir Bekasi yang Lumpuhkan Kota
Banjir yang melanda Bekasi pada Selasa (4/3) merendam hampir seluruh wilayah di Kota dan Kabupaten Bekasi. Setidaknya tujuh kecamatan di Kota Bekasi dan enam kecamatan di Kabupaten Bekasi terdampak parah.
Jalan-jalan utama yang biasanya ramai kini terendam air, bahkan sejumlah kantor pemerintahan pun tak luput dari terjangan banjir. Aktivitas ekonomi yang biasanya berjalan lancar pun terhenti, menciptakan kepanikan di berbagai titik.
Banjir yang begitu besar ini melumpuhkan kota dan kabupaten yang padat penduduknya. Di Bekasi, hampir semua sektor terganggu, dari transportasi hingga perkantoran. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengungkapkan bahwa delapan kecamatan terendam, membuat Kota Bekasi dalam kondisi lumpuh.
Fakta banjir Bekasi menjadikan ketinggian air yang meluap ke jalan-jalan utama serta masuk ke gedung-gedung pemerintahan membuat kota seolah terhenti sejenak.
Warga Terjebak dan Infrastruktur Terdampak
Tidak hanya merendam rumah, banjir kali ini juga mengancam keselamatan warga. Beberapa warga terjebak di atap rumah mereka karena ketinggian air yang terus meningkat. Listya, seorang warga Pondok Gede, mengungkapkan bahwa dua anggota keluarganya terjebak di rumah bagian atas karena mereka terlambat dievakuasi. "Masih ada anak saya di atas atap rumah," ujarnya, dengan wajah penuh kecemasan.
Selain itu, fasilitas umum seperti rumah sakit dan mal juga tak luput dari dampak banjir. Rumah Sakit Mitra Bekasi Barat bahkan terpaksa berjuang keras untuk menyelamatkan fasilitas medis mereka dari genangan air yang masuk ke dalam ruangan.
Sementara itu, Mal Mega Bekasi menjadi lokasi yang cukup mengkhawatirkan, karena air tiba-tiba masuk ke lantai dasar dan membuat pengunjung serta pedagang panik. Aktivitas di dalam mal pun terganggu, dengan banyak orang yang berlarian mencari tempat aman.
Tantangan Lainnya: Layanan TransJakarta dan KRL Terhenti
Fakta banjir juga mengganggu operasional transportasi publik. Layanan bus TransJakarta dan KRL di Bekasi terhambat, dengan sejumlah rute harus dihentikan sementara. Sejumlah titik banjir di Kayuringin dan Islamic Center menghalangi perjalanan bus. Sementara kereta yang menuju Stasiun Bekasi terpaksa menggunakan genset akibat pemadaman listrik.
Kemacetan juga mengiringi perjalanan di tol Jakarta-Cikampek, di mana kendaraan terjebak dalam antrean panjang. Polisi pun mengambil langkah pengalihan arus lalu lintas untuk mengurangi kemacetan yang semakin parah.
Kerugian Material dan Keprihatinan Masyarakat
Berita trending ini menggambarkan betapa besar kerugian yang dialami warga Bekasi. Sementara itu, ada juga kejadian memilukan di mana sebuah mobil terseret arus banjir di daerah Setu, Kabupaten Bekasi.
Pengemudi yang nekat menerobos banjir tak dapat berbuat banyak saat arus banjir semakin kuat. "Mobil itu terseret 20 meter," ujar seorang warga yang mencoba menolong. Beruntung, pengemudi selamat, meskipun mobil tersebut hancur.
Fakta banjir Bekasi yang melanda ini menjadi peringatan keras bagi kita semua akan pentingnya pengelolaan infrastruktur dan sistem drainase yang lebih baik di masa depan. Curah hujan yang ekstrem mungkin tidak bisa diprediksi sepenuhnya, namun kesiapan menghadapi bencana seperti ini sangat penting. Semoga dengan upaya pemulihan yang sedang dilakukan, warga Bekasi bisa segera pulih dan kembali menjalani aktivitas normal.
Comments
0 comment